Ada beberapa tanda Gejala dini yang bisa dijadikan peringatan dini keguguran, setidaknya dengan begitu ibu bisa lebih waspada. Dan berdoa agar kandungannya selamat.
Daftar Isi
- Gejala umum
- Gejala keguguran
- Penyebab keguguran
- Jenis-jenis keguguran
- Siapa yang beresiko akan keguguran
GEJALA UMUM
Ada juga gejala umum keguguran yang memerlukan penanganan medis segera, yaitu:
- Ibu hamil kehilangan tanda-tanda kehamilan, seperti tegangnya payudara disertai pusing dan tubuh terasa loyo.
- Nyeri di bagian tengah perut yang bertambah parah dan berlanjut lebih dari sehari.
- Mengalami kontraksi berlebihan. Cirinya perut mulas dan tegang yang teramat sangat.
- Perdarahan yang cukup banyak, seperti saat menstruasi atau dalam satu jam bisa menghabiskan lebih dari dua pembalut. Namun waspadai juga keluarnya bercak-bercak darah yang berlanjut terus-menerus (selama lebih dari tiga hari).
- Ibu mengeluarkan gumpalan berwarna merah muda atau keabuan-abuan dari vagina. Ini bisa diartikan keguguran telah dimulai. Jika ini terjadi di rumah, simpan gumpalan tersebut untuk diperlihatkan kepada dokter. Bukti ini sangat membantu dalam penegakkan diagnosis; apakah ibu hamil hanya mengalami ancaman keguguran atau memang sudah mengalami keguguran. Bila memang sudah jadi, apakah janin sudah keluar sebagian atau sudah lengkap, dan apakah membutuhkan prosedur D&C (Dilation dan Curetage).
- Punya riwayat keguguran dan saat hamil sekarang mengalami perdarahan atau kejang, atau kedua-duanya.
Bila ibu hamil merasakan satu atau lebih gejala di atas, segeralah datang ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang semestinya.
Gejala-gejala Keguguran:
- Tidak enak badan; merasa lemas atau tidak fit seperti hari-hari sebelumnya
- Perut tidak nyaman, kepala pusing, atau terasa limbung
- Mimisan.
Jika ibu mengalami gejala tadi, beberapa tindakan ini bisa membantu mengatasinya:
- Minum air putih, setelah itu bisa diteruskan dengan minum minuman segar lain, seperti jus.
- Makan makanan bergizi. Jika tidak bisa (karena mual), makanlah buah-buahan segar, biskuit, atau minum susu.
- Hentikan semua aktivitas.
- Lakukan relaksasi (atur napas dan tenangkan pikiran). Kuatkan keyakinan bahwa ibu dapat melalui kondisi ini dengan baik. Berdoalah dan pikirkan hal-hal yang menyenangkan yang akan dilakukan dengan si jabang bayi saat ia lahir nanti.
Jika semua ini tidak membuat kondisi ibu membaik, segera hubungi dokter. Jika Anda diminta datang kontrol, sempatkan diri untuk itu. Saat pemeriksaan, ceritakan apa yang terjadi. Sebaiknya ibu tidak melewatkan satu gejala pun karena anamnesis (mencari keterangan dari pasien) sangat memengaruhi diagnosis. Akan baik bila ibu memiliki buku catatan kejadian dan pengalaman selama kehamilan.
Penyebab Terjadinya Keguguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:
- Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
- Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
- Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
- Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
- Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
JENIS KEGUGURAN (Keguguran berdasarkan waktu)
Istilah keguguran sendiri dibedakan berdasarkan waktu kejadiannya.
Apakah ibu hamil yang mengalami gejala-gejala tadi pasti akan kehilangan calon bayinya? Belum tentu. Perdarahan yang dialami ibu hamil, umpamanya, bisa bukan merupakan tanda keguguran tapi hal lain, seperti letak plasenta yang tidak benar atau karena ibu hamil mengalami trauma.- Keguguran dini jika terjadi sebelum minggu ke-12 kehamilan dan keguguran lambat jika terjadi setelah minggu ke-12.
- Keguguran penuh dan tidak penuh. Disebut keguguran penuh apabila jaringan janin dan plasenta keluar seluruhnya dari rahim pada saat keguguran. Disebut keguguran tidak penuh jika sebagian jaringan fetus tertinggal dalam rahim.
TIGA JENIS ABORTUS (Keguguran)
Abortus sendiri pun digolongkan menjadi tiga; abortus yang mengancam, abortus spontan, serta abortus lanjut.
Abortus mengancam
Biasanya terjadi di antara kehamilan timester pertama dan kedua awal. Tanda-tandanya; ibu mengalami kontraksi, perdarahan, dan bisa disertai keluarnya cairan. Janin bisa diselamatkan jika masih dalam kondisi baik dan ostium (lubang rahim) belum terbuka. Sebaliknya jika lubang rahim sudah terbuka, dokter tidak bisa berbuat banyak. Kemungkinan yang terjadi adalah abortus spontan.
Abortus spontan
Yakni keluarnya janin dari dalam rahim sebelum dapat hidup mandiri. Biasanya terjadi di kehamilan trimester pertama atau bahkan sebelum seorang wanita menyadari bahwa dirinya hamil. Dengan kata lain, abortus spontan bisa terjadi tanpa diketahui karena gejalanya mirip haid hanya lebih berat dan lebih terasa tegang. Maka itu waspadai bila ibu mengalami keluarnya bercak-bercak darah yang terus menerus, perdarahan disertai nyeri di bagian tengah perut dan kadang-kadang disertai sakit pinggang serta terdapat bekuan darah.
Penyebab abortus jenis ini adalah kelainan embrio, janin atau plasenta kekurangan hormon, penyakit infeksi yang diderita ibu seperti gondong, cacar air dan campak atau juga reaksi auto-immune dimana sel-sel kekebalan ibu menyerang janin.
Abortus lanjut
Keluarnya hasil konsepsi yang disebabkan kelainan plasenta dan serviks atau ibu hamil terpapar bahan beracun seperti asap rokok, alkohol dan bahan kimia. Tanda-tandanya sama dengan abortus spontan.
SIAPA YANG PALING BERISIKO KEGUGURAN?
Risiko keguguran lebih banyak dialami ibu-ibu dengan kondisi:- Ketika mengandung berusia lebih dari 33 tahun atau suami berusia lebih dari 53 tahun.
- Pernah mengalami keguguran lebih dari 3 kali.
- Pernah melahirkan bayi meninggal atau bayi cacat.
- Punya keluarga dengan riwayat keguguran.